Saat ini sedang dilaksanakan pembangunan jalan layang (fly over) pada simpang Jalan Magelang-Ring road utara Yogyakarta. Pada saat tulisan ini dibuat, proses pembangunan sudah menyelesaikan tahapan jalan layang arah barat-timur. Pada tahap selanjutnya akan dikerjakan bagian jalan layang dari timur ke utara. Dari informasi yang bisa diperoleh, pekerjaan ini direncanakan sebagai pekerjaan tahun jamak dan direncanakan akan diselesaikan pada tahun 2014.

Jalan layang tersebut dibuat dari beton bertulang prategang dengan tipe struktur box girder. Struktur ini dipilih karena akan mampu memberikan kestabilan yang baik pada struktur jembatan terutama untuk menahan torsi. Persoalan yang ingi dikritisi pada tulisan ini adalah pemilihan metode pelaksanaanya yaitu metode pengecoran ditempat (cast in site).

Sudah menjadi pemahaman yang umum di kalangan insinyur sipil bahwa beton memerlukan usia sekitar 28 hari untuk mencapai kekuatan rencananya. Sebelum mencapai kuat rencananya, beton tidak mampu mendukung beban-beban termasuk beban dari beratnya sendiri. Untuk itu pada kondisi seperti itu beton harus ditopang dalam cetakannya. Setelah beton mempunyai kekuatan dan bisa bekerja secara kompsit dengan tulangan atau kabel baja prategang, cetakan dan penopang (perancah) akan dibongkar.

Dengan pemilihan metode pelaksanaan pengeceroan di tempat, maka untuk kasus jembatan layang persimpangan, adanya banyak penopang selama beton belum mempunyai kekuatan yang cukup akan menghambat arus lalu-lintas. Simpang Jalan Magelang-Ring Road utara Yogyakarta menampung arus lalu lintas yang sehari-hari sangat padat sehingga adanya gangguan arus pada akhirnya mengakibatkan kemacetan. Beberapa usaha telah dilakukan untuk mengurangi kemacetan antara lain adanya himbauan untuk tidak melintasi simpang tersebut dan membuat pengalihan jalur. Pada kedua usaha ini ternyata pengguna jalan yang harus berkorban dengan menyediakan waktu tempuh yang semakin lama dan bahan bakar yang lebih banyak dikonsumsi kendaraanya. Jika diakumulasikan, ongkos tambahan dan biaya sosial yang harus ditanggung oleh pengguna jalan akan sangat besar.

Sesungguhnya masih terdapat alternatif dalam pembangunan jalan layang tersbut dengan tidak mengorbankan pengguna jalan secara berlebihan. Alternatif tersebut antara lain adalah menggunakan metode box girder beton pracetak sehingga beton sudah mempunyai kekuatan yang cukup untuk segera dikompositkan dengan kabel prategang. Dengan tidak adanya penopang, atau seandainya ada pun akan tidak terlalu lama, sehingga gangguan terhadap arus lalu lintas bisa dikurangi.

Alternatif kedua adalah menggunakan struktur box girder dari baja. Struktur ini jauh lebih ringan dari struktur baja namun memiliki kekuatan dan kestabilan yang sangat baik. Pemilihan menggunakan box girder dari baja akan jauh mempercepat masa pelaksanaan karena struktur akan lebih ringan sehingga lebih mudah dalam handling dan instalasinya.

Pemilihan struktur box girder pracetak-prategang beton atau box girder baja belum tentu lebih mahal dibandingkan dengan metode beton cor di tempat. Walaupun dari komponen biaya material lebih mahal dibandingkan beton pracetak-prategang dan baja, namun dari sisi waktu pelaksanaan yang lebih singkat juga akan mengurangi biaya dari komponen tenaga kerjanya. Lebih dari itu, biaya tambahan dari pengguna dan ongkos sosialnya akan jauh lebih rendah.

Sebagai akhir catatan, penulis belum bisa memberikan analisis mengapa pilihan beton cor setempat dipilih oleh Pengelola Proyek pada pembangunan simpang yang arus lalu lintasnya sangat tinggi tersebut.

 

Salam.