Pemanfaatan bambu saat semakin populer dan kebutuhannya semakin luas. Mulai dari bangunan sederhana sampai bangunan yang rumit dan “tidak umum”. Tantangan bagi insinyur sipil adalah bagaiman bisa dilakukan analisis, desain, dan pelaksanaanya agar memenuhi kaidah kekuatan, keamanan, estetika, dan ekonomi.

Analisis struktur dengan material bambu, terutama pada bangunan dengan bentuk dan dimensi yang tidak umum akan memberikan tantangan baru kepada para insinyur sipil. Dalam pengamatan kami, arsitek yang memahami sifat-sifat alami bambu akan menghasilkan desain yang tidak memotong bambu dalam ukuran yang pendek-pendek. Bambu mempunyai bentuk alami yang memanjang tubular, maka desain dengan struktur yang mengakomodasi kondisi ini akan menguntungkan. Jika bambu dipotong pendek-pendek akan memberikan konsekuensi  menambah ongkos pemotongan, menambah titik sambungan dan mengurangi nilai estetis bambu. Di sisi lain, dengan semakin banyaknya sambungan, maka resiko perlemahan struktur di titik sambungan juga akan semakin besar.

Pada gambar-gambar berikut adalah beberapa contoh bangunan dengan desain yang mampu mengakomodasikan sifat-sifat keunggulan alami bambu, dan gambar proses analisis strukturnya.

Bambu memili sifat yang khas, baik sifat fisik maupun sifat mekaniknya. Sifat mekanik yang sangat unggul adalah kuat tariknya yang kuat, rata-rata bisa mencapai 200 MPa. Sifat mekanik yang baik lainnya adalah kuat tekan tegak lurus sekitar 40-60 MPa. Sementara tantangan yang harus dipecahkan lebih lanjut terkait dengan modulus elastisitasnya yang relatif rendah, dan kuat geser sejajar serat yang rendah.

Pada saat ini, sudah mulai berkembang desain arsitektural yang tidak menganut pola simetrical atau kubical. Bentuk daun, kapal, dome, gunungan, dll (lihat www.greenschool.org). Bentuk-bentuk seperti itu, terlebih dibangun dengan bambu akan memberikan tantangan bagi insinyur sipil untuk menghitung, mendesain, memberikan rekomendasi metode konstruksinya.

Di sisi lain, sampai saat ini belum ada aturan (code) yang secara spesifik memberikan panduan pembangunan struktur dari bambu. Berbeda dengan bahan beton, baja, dan kayu yang sudah punya panduan, perhitungan dan desain bangunan bambu masih perlu banyak usaha untuk bisa menghadirkan aturan/standar yang bisa dijadikan pegangan. Namun demikian bukan berarti tidak boleh ada bangunan bambu yang didirikan. Sejauh sudah direncanakan oleh insinyur atau craftmen yang benar-benar memahami karakteristik bambu, maka banguan bambu dapat didirkan dan berfungsi dengan baik.

Dengan informasi seperti tersebut di atas, analisis struktur dan desain bangunan dari bambu benar-benar menjadi tantangan baru bagi insinyur sipil dan di sisi lain bisa menjadi peluang pengembangan pemanfaatan bambu di masa yang akan datang.